17 February 2020

Pengenalan Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0

Pengenalan Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0

Nusantara Traisser – Mungkin beberapa dari kalian seringkali mendengar istilah tentang revolusi industri 4.0 di berbagai kesempatan seperti misalnya saat membaca website ataupun melalui siaran televisi.

Beberapa dari kalian mungkin sudah ada yang memahaminya dan mungkin ada juga yang masih bingung mengenai apa itu industri 4.0 tersebut, yuk simak dibawah ini penjelesan tentang apa itu Revolusi Industri dan juga bagaimana sejarah Industri berkembang selama ini di seluruh Dunia.

Dikutip dari Website Line Today, Revolusi Industri adalah terjadinya sebuah perubahan secara besar – besaran terhadap cara manusia dalam melakukan pengolahan sumber daya dan juga cara mereka untuk memproduksi barang.

Revolusi industry sendiri merupakan fenomena yang terjadi Antara tahun 1750 – 1850, Saat itu, terjadi perubahan secara besar-besaran pada berbagai macam bidang, contohnya adalah bidang Manufaktur, Pertanian, Pertambangan, Teknologi, dan Transportasi.

Dikarenakan perubahan tersebut membuat seluruh lapisan masyarakat mengalami perubahan dari mulai kondisi sosial, ekonomi, dan juga budaya di dunia.

Untuk saat ini sendiri, Dunia kini telah masuk pada era dimana revolusi teknologi secara tidak langsung telah memberikan berbagai macam perubahan pada gaya hidup, seperti bagaimana cara kita bekerja, bagaimana kita melakukan komunikasi dan juga memberikan berbagai macam informasi, serta cara kita membangun relasi.

Perubahan ini sendiri tentunya melibatkan berbagai macam peranan dari sektor global yang tidak lain adalah sektor Pemerintahan, Perusahaan Swasta, Sektor Industri, Ekonomi, Pasar Modal, Pelaku Politik dan juga Pebisnis, dan tentu saja Masyarakat.

Pada abad 21 ini perubahan tersebut tidak dapat kita negasikan dalam kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini. Terutama, dalam dunia usaha yang dimana perubahan ini perlu disikapi dengan cepat dan perlunya pula untuk persiapan yang matang serta sikap antisipatif menjadi suatu keharusan untuk segera dilakukan baik dari sisi Proses Bisnis (Bussiness Process Management) maupun hubungan dalam perusahaan, agar eksistensi perubahan tetap terjaga.

Selain itu proses bisnis juga perlu menyesuaikan pada perkembangan zaman dan kebutuhan pasar secara efektif dan juga efisien agar mampu memberikan added value yang signifikan bagi perusahaan.

Namun perkembangan ini juga memiliki dampak lainnya yaitu perkembangan pasar pun bergerak menjadi lebih sangat kompetitif yang menjadikan persaingan bisnis semakin kompleks dan juga begitu semakin ketat. Namun, hal tersebut menghadirkan tantangan baru bagi perusahaan.

Puncak seluruh perubahan besar tersebut sebanding dengan munculnya Revolusi Industri Generasi Pertama, Kedua, hingga Ketiga. Dan sekarang ini, kita berada di Revolusi Industri Keempat yang diyakini akan mampu meningkatkan produktivitas hingga 30%.

Berbeda dengan revolusi sebelumnya, Revolusi 4.0 diprediksi memiliki efek yang lebih besar karena tidak hanya menyentuh dunia manufaktur, melainkan seluruh aspek bisnis.

Revolusi Industri 1.0

Lokomotif Uap

 

Revolusi Industri 1.0 atau yang disebut dengan Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18, yang ditandai dengan adanya penemuan mesin uap yang kemudian digunakan untuk melakukan berbagai macam proses produksi barang.

Saat itu, di Negara Inggris, Steam Machine (mesin uap)  digunakan sebagai sebuah alat tenun mekanis pertama yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas berbagai macam industri tekstil.

Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia saja dan juga hewan kini akhirnya bisa digantikan dengan mesin uap tersebut.

Selain itu, mesin uap juga digunakan pada bidang transportasi loh, Transportasi internasional pada masa Industri 1.0 itu adalah transportasi laut yang masih menggunakan tenaga angin.

Namun, angin tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena bisa jadi angin bertiup dari arah yang berlawanan atau bahkan tidak ada angin sama sekali.

Sehingga ketika ditemukannya mesin uap ini penggunaan tenaga angin pada alat transportasi pun mulai berkurang semenjak James Watt menemukan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya pada tahun 1776.

Dengan mesin uap tersebut, kapal – kapal dapat berlayar selama 24 jam penuh jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang cukup dan memadai.

Pada saat Revolusi industry 1.0 memungkinkan bangsa Eropa untuk mengirim berbagai kapal perang ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang jauh lebih singkat.

Dan dimasa ini pula Negara-negara imperialis di Eropa mulai melakukan perjalanan untuk menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia.

Selain penjajahan, terdapat dampak lain dari revolusi industri, yaitu pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya.

Salah satu dampak yang paling signifikan dari era Industri 1.0 adalah Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat, cukup besar bukan.

Revolusi Industri 2.0

Alan Turing Computer

 

Revolusi industri 2.0 terjadi belum lama ini, tepatnya pada awal abad ke-20.

Revolusi industri ini ditandai dengan adanya penemuan tenaga listrik yang berhasil ditemukan oleh orang – orang hebat seperti Michael Faraday, Thomas Alva Edison, Nikola Tesla dan inventor lainnya.

Hal ini menjadi pengubah terbesar Industri awal, yang awalnya berfokus pada Tenaga otot yang saat itu sudah tergantikan oleh mesin uap, kemudian perlahan mulai tergantikan lagi oleh tenaga listrik.

Meskipun begitu, masih ada beberapa kendala lainnya juga yang menghambat proses produksi di pabrik, seperti misalnya adalah masalah transportasi.

Kemudian pada akhir tahun 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal, Produksi massal ini tidak lantas membuat proses produksinya memakan waktu yang cepat karena setiap mobil harus dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama oleh seorang perakit mobil.

Ini artinya, untuk merakit banyak mobil secara bersamaan, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak orang yang merakit mobil dalam waktu yang bersamaan pula.

Revolusi 2.0 terjadi dengan terciptanya “lini produksi” atau yang lebih dikenal dengan assembly line yang menggunakan “ban berjalan” atau conveyor belt pada tahun 1913.

Dan karena Hal ini pulalah yang mengakibatkan proses produksi berubah total karena untuk menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir.

Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja nantinya.

Selain itu, para perakit mobil juga telah melakukan pekerjaannya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik yang jauh lebih mudah digunakan dan juga menjadi jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan tenaga uap.

Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer pada perang dunia II, hal ini dikarenakan Ribuan tank, pesawat, dan juga berbagai macam senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dari ban – ban berjalan ini.

Hal ini terjadi karena adanya produksi massal (mass production). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang menjadi komplit.

Revolusi Industri 3.0

Robot Invention

 

Setelah revolusi industri 2.0 manusia masih berperan sangat penting dalam setiap adanya proses produksi berbagai macam jenis barang.

Tetapi, setelah revolusi industri 3.0 ini manusia tidak begitu lagi memiliki atau memegang peranan penting.

Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir dan abad informasi kemudian perlahan dimulai.

Jika revolusi 1.0 dipicu oleh adanya mesin uap, dan revolusi 2.0 dipicu oleh conveyor belt dan listrik, maka revolusi 3.0 ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan juga berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot.

Hal ini sendiri berhasil di ciptakan oleh Alan Turing, bagi kalian yang tidak mengenal Alan Turing, Alan Turing adalah Bapak Computer Science dan Artificial Intelegence yang sampai saat ini banyak digunakan hingga era modern.

Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer bernama Colossus ciptaan dari Alan Turing.

Komputer yang dapat diprogram tersebut merupakan mesin raksasa sebesar ruang tidur yang tidak memiliki RAM dan tidak bisa menerima perintah dari manusia melalui keyboard.

Komputer awal ini hanya bisa menerima perintah melalui pita kertas yang membutuhkan daya listrik sangat besar, yaitu 8.500 watt, wow cukup besar bukan.

Namun hal ini hanya bertahan sebentar saja, hal ini dikarenakan setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II dan menyerahnya jepang kepada Dunia membuat kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah perang dunia kedua selesai.

Apalagi dengan adanya penemuan semikonduktor, transistor, dan kemudian integrated chip (IC) yang kemudian membuat ukuran komputer semakin kecil, dan tenaga listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan berhitungnya semakin canggih.

Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi.

Selain itu, dengan kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimulainya Revolusi Industri 3.0. Proses revolusi industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey sebagai proses pemampatan ruang dan waktu.

Ruang dan waktu seamkin terkompresi, Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital.

Waktu dan ruang tidak lagi berjarak, Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat, sedangkan Revolusi 3.0 menyatukan keduanya, Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real time).

Selain mengusung tema kekinian, revolusi industri 3.0 juga mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer.

Dan dikalangan praktik bisnis pun mau tidak mau harus berubah agar tidak tertelan zaman.

Namun, revolusi industri ketiga juga memiliki sisi yang layak diwaspadai, Teknologi membuat pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin ketimbang peranan manusia.

Apalagi mesin canggih memiliki kemampuan berproduksi lebih berlipat ganda dan juga lebih efisien dibandingkan dengan manusia.

Konsekuensinya adalah banyaknya angka pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan, Selain itu, Komputerisasi era Industri ini juga memiliki kelebihan dalam hal produksi, mempunyai kekuatan luar biasa Hanya dalam hitungan jam, banyak produk dihasilkan, Jauh sekali bila dilakukan oleh tenaga manusia.

Revolusi Industri 4.0

Robot Delivery Amazon

 

Nah, untuk Revolusi Industri 4.0 inilah revolusi industri yang saat ini sedang ramai dibicarakan, Bahkan, diangkat menjadi salah satu topik dalam Debat Capres pada tahun 2019 lalu.

Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan berbagai macam teknologi, dimulai dari teknologi otomatisasi dengan teknologi siber.

Istilah industri 4.0 sendiri berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih yang dilakukan oleh Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pada pabrik milik mereka.

Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data, Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT)cloud computing, dan juga cognitive computing.

Trend ini juga telah mengubah banyak hal pada kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan lifestyle.

Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.

Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar.

Contoh terdekatnya, munculnya E-Commerce milik Indonesia sendiri yaitu Bukalapak dan lainnya. Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

Tidak dapat dipungkiri, berbagai aspek kehidupan manusia akan terus berubah seiring dengan revolusi dan perkembangan teknologi yang terjadi. Memang perubahan seringkali diiringi banyak dampak negatif dan menimbulkan masalah-masalah baru. Namun, perubahan juga selalu bisa membawa masyarakat ke arah yang lebih baik.

Simpulannya, revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang menakutkan, justru membuka peluang yang semakin luas bagi anak bangsa untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Dibawah ini adalah beberapa penemuan yang sudah diterapkan untuk Industri 4.0 seperti Misalnya Self Driving Car, Self Driving Truck, Zeppelin Delivery Drone yang dimiliki oleh Amazon, Robot Delivery yang juga di miliki Amazon.


Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/k8673307/public_html/responsiveweb/wp-includes/class-wp-comment-query.php on line 399

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *