New Normal Segera Diberlakukan, Tips Menjaga Tubuh Dari Virus Covid-19

New Normal Segera Diberlakukan, Tips Menjaga Tubuh Dari Virus Covid-19

Nusantara Traisser – Sebentar lagi New Normal akan segera dimulai, dimana kita bisa melakukan aktifitas sehari – hari seperti misalnya bekerja dan berbagai macam kegiatan lainnya, namun dalam hal ini kita masih menerapkan berbagai macam panduan untuk menghindari Virus Covid-19.

Dibawah ini adalah beberapa Tips untuk menjaga kita saat bekerja dan menghindari Virus Covid di area tempat kita bekerja, yuk cek dibawah:

  • Jika tidak terlalu penting hindari kontak sosial, seperti misalnya mengobrol dengan rekan kerja atau lainnya, dan jika kalian terpaksa untuk harus melakukan kontak sosia, paling tidak jarak yang diberikan minimal 1 Meter.
  • Ingat selalu gunakan masker kemanapun kalian berada, meskipun di dalam ruangan sekalipun.
  • Pastikan tempat kerja kalian juga memiliki tempat ventilasi udara yang baik, hal ini berguna untuk mengatur flow udara di tempat kita bekerja.
  • Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dan pastikan kalian menggunakan sabut anti bacteri saat mencuci tangan, pastikan waktu mencuci tangan sekitar 20 detik untuk menjaga tangan kita selalu bersih.
  • Lakukan Disinfeksi area kerja secara berkala, hal ini cukup berguna untuk membunuh virus yang menempel pada berbagai macam benda, perlu diketahui juga Covid-19 bisa hidup dalam jangka waktu tertentu ketika menempel pada sebuah benda.
  • Jika sakit, segera isolasi diri atau lakukan pengecekan lebih lanjut ke Dokter.

Semoga tips diatas cukup membantu kalian dalam New Normal yang akan segera diberlakukan ini.

Adab Menerima Tamu Saat Pandemi Covid-19

Adab Menerima Tamu Saat Pandemi Covid-19

Hari raya Idul Fitri selalu dibarengi dengan adanya silaturahmi antar Keluarga, yang keluarga jauh datang dan berkumpul dengan seluruh keluarga utaman.

Namun kondisi lain terjadi pada tahun 2020 ini dimana saat ini kita terkena dampak pandemi Covid-19, dan diwajibkan untuk seminimal mungkin melakukan kontak dengan orang lain agar aman dari virus ini.

Namun jika ada tamu yang datang di tengah pandemi corona Covid-19, apa yang harus dilakukan? Dokter, peneliti, dan penganalisis DNA forensik dari Lembaga Biologi Molekuler Eijikman, Prof Herawati Sudoyo, memberikan sarannya. Hera mengingatkan, tamu tersebut mungkin saja bisa menjadi pembawa virus corona. “Sang pemilik rumah pun berhak untuk memberlakukan protokol bersih-bersih yang biasa dilakukan, misalnya meminta untuk cuci tangan, mandi, atau meletakkan jaket yang digunakan di luar rumah,”

Hal yang lebih ketat harus dilakukan jika di rumah ada kelompok orang yang rentan terinfeksi virus corona, misalnya orang dengan riwayat penyakit tertentu dan lansia.  Langkah pencegahan harus ditempuh mengingat anggota keluarga tersebut memiliki respons imun lebih rendah dibanding orang lain. “Kalau sudah ada riwayat penyakit dan positif, mereka sendiri sudah lemah, ada organ mereka yang sudah lemah, tentu saja tubuh tidak akan mampu melawan virus ini. Saya sebenarnya tidak mau ngomong lansia, karena usia hanya angka, tapi kan memang antibodi lansia pasti lebih lemah dibanding anak muda,” kata Dokter Hera.

Di sisi lain, pemerintah sendiri sudah mempersilakan pegawai untuk bekerja dari rumah. Indonesia baru saja mulai memberlakukan ini selama beberapa ini dan belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Meski berdiam di rumah, masyarakat diminta tetap tidak lengah. “Memang berbeda mood-nya kerja di kantor dengan di rumah. Mungkin agak bosan sedikit. Masalahnya, kita tidak tahu kondisi orang di sekitar, kita tidak boleh lengah,” tutur Dokter Hera

 

Amalan Malam Lailatul Qadar

Amalan Malam Lailatul Qadar

Nusantara Traisser – Pertama: Semangat ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, dengan menghidupkan malam-malam yang ada dan membangunkan keluarga, amalan yang diisi adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an dan dzikir.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ –

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).

 

Kedua: Menghadiri shalat Shubuh dan Isya berjamaah

Sebagaimana dinukil oleh Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,

أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ

“Menghidupkan malam lailatul qadar itu bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.”

Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan,

مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا

“Siapa yang menghadiri shalat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.”

Dalam perkataan Imam Syafi’i yang qadim (yang lama),

مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua perkataan di atas diambil dari Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 329.

Apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i dan ulama lainnya di atas sejalan dengan hadits dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim, no. 656 dan Tirmidzi, no. 221).

Catatan: Amalan kedua bisa dilakukan selama tidak dilarang berkumpul-kumpul di masjid seperti masa pandemi saat ini.

 

Ketiga: Melakukan shalat malam pada malam Lailatul Qadar

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fath Al-Baari, 4:251)

 

Keempat: Mengamalkan doa pada malam Lailatul Qadar

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,  “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Ibnu Rajab rahimahullah memberi penjelasan menarik,

و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر

“Dianjurkan banyak meminta maaf atau ampunan pada Allah di malam lailatul qadar setelah sebelumnya giat beramal di malam-malam Ramadhan dan juga di sepuluh malam terakhir. Karena orang yang arif (bijak) adalah yang bersungguh-sungguh dalam beramal, namun dia masih menganggap bahwa amalan yang ia lakukan bukanlah amalan, keadaan, atau ucapan yang baik (saleh). Oleh karenanya, ia banyak meminta ampun pada Allah seperti orang yang penuh kekurangan karena dosa.”

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” (Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363).

Moga kita mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar dan dimudahkan beramal saleh di dalamnya.

Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar

Nusantara Traisser – Bulan Ramadhan telah memasuki bagian 10 malam terakhir. Umat Islam pun berbondong-bondong mencari Lailatul Qadar atau malam kemuliaan.

Ada banyak rahmat yang diturunkan oleh Allah di malam itu. Dalam Quran surat Al-Qadr ayat 3, Allah SWT berfirman keistimewaan Lailatul Qadar dibanding malam yang lainnya adalah lebih baik daripada seribu bulan.

Arab: لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Latin: lailatul-qadri khairum min alfi syahr

Artinya: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Ada banyak umat Islam yang percaya Lailatul Qadar terjadi di malam hari ke-27 bulan Ramadhan atau tanggal ganjil. Ini mengacu pada hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatul Qadar terjadi di malam ganjil.Dikutip dari Aljazeera, tak ada yang tahu pasti tanggal turunnya malam Lailatul Qadar. Tetapi, malam kemuliaan itu diyakini berlangsung di salah satu hari pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

“Cari lah malam Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.”

Keutamaan Lailatul Qadar lainnya adalah waktu turunnya Al Quran melalui Nabi Muhammad SAW. Setelah malam itu, Rasulullah terus menerima wahyu Al Quran selama 23 tahun.

Dalam surat Al-Qadar ayat 1, Allah SWT berfirman,

Arab: اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Latin: innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.
Selain itu, di Mekah dan Madinah, ratusan ribu orang mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk beribadah dan mencari malam Lailatul Qadar.Untuk mencari malam Lailatul Qadar, umat Islam di seluruh dunia biasanya pergi ke masjid dan melaksanakan sholat dan ibadah lainnya. Bahkan, di Palestina, puluhan ribu umat Islam mengunjungi Masjid Al-Aqsa untuk berdoa di malam Lailatul Qadar.

Namun di tahun ini, sebagian masjid di seluruh dunia ditutup sehingga umat Islam disarankan untuk beribadah dari rumah. Hal ini guna mencegah penyebaran virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.