Mengenal Tentang Cedera Okupasional & Penyebabnya

Mengenal Tentang Cedera Okupasional & Penyebabnya

Cedera Okupasional adalah jenis cedera yang terjadi dikarenakan sebuah pekerjaan, entah cedera tersebut bersifat fatal ataupun non – fatal.

Ada banyak penyebab dari jenis cedera semacam ini, dari penggunaan otot muskuloskeletal atau persendian yang berlebihan atau kurangnya pelatihan dan orientasi.

Menurut data dari Centers for Disease Prevention and Control (CDC), lebih dari 4,000 pekerja di Amerika Serikat meninggal pada tahun 2012 dan lebih dari 3,8 juta dari sektor publik dan swasta mengalami cedera okupasional non-fatal pada tahun yang sama. Pada tahun sebelumnya, 2011, setidaknya dua juta pekerja sempat masuk unit gawat darurat, dan lebih dari 100.000 di antaranya perlu dirawat di rumah sakit.

Cedera okupasional telah menjadi masalah yang signifikan dalam kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan karena kebijakan tersebut berpengaruh besar dalam segi pembangunan suatu negara, selain juga dari masalah kesehatan pekerja. Menurut laporan yang dipublikasikan pada tahun 2011 di Millbank Quarterly, cedera okupasional menghabiskan biaya hingga 192 juta dolar bagi Pemerintah Amerika Serikat setiap tahunnya, yang berasal dari biaya langsung seperti layanan kesehatan, dan biaya tidak langsung seperti kehilangan gaji dan produktivitas. Kemudian, pada tahun 20114, nilai dari DART (jumlah hari tidak bekerja, pemindahan pekerjaan, atau larangan bekerja) mencapai 1.7% (3 juta pekerja) pada tahun 2014.

Penyebab Cedera Okupasional

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh National Health Institutes (NHI) tentang cedera okupasional yang melibatkan lebih dari 2,000 pekerja, kemunginkan paling tinggi dari cedera yang dialami adalah tempat bekerja itu sendiri. Beberapa penyebab yang umum adalah:

  • Bagian dari perhiasan atau baju yang tersangkut ke mesin, yang membuat bagian tubuh menjadi ikut tersangkut dan membuat pekerja menderita cedera parah.
  • Mesin dengan bagian yang liar meledak tiba-tiba.
  • Mesin atau perlengkapan kerja yang tidak dipelihara dan dirawat oleh pemakainya, yang meningkatkan resiko perlengkapan tersebut melukai pemakainya.
  • Karyawan yang menggunakan mesin tertentu berbuat kesalahan yang tidak disengaja, seperti menaruh tangannya pada mesin.
  • Rambut panjang seseorang yang tertarik ke mesin yang sedang bekerja
  • Beban berat yang tidak sengaja terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera trauma tumpul serius di kepala

Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa cedera okupasional juga dapat diakibatkan oleh:

Tingkat ergonomis rendah – Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mendefinisikan ergonomis sebagai “kesesuaian pekerjaan dengan seseorang”, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan di sisi lain juga mengurangi cedera tubuh, terutama di sistem muskuluskeletal (sistem gerak tubuh), seperti punggung dan persendian. Namun, Buerau of Labor and Statistics menyebut bahwa gangguan muskuloskeletal (MSDs) menyumbang lebih dari 30% dari semua cedera okupasional yang tercatat selama tahun 2011. Tingkat ergonomis yang rendah mungkin berasal dari tempat kerja yang memberikan postur yang buruk, kebiasaan duduk atau berdiri dalam waktu lama, dan pergerakan repetitif (seperti meng-klik tetikus atau mengetik pada keyboard, yang dapat membuat pergelangan tangan menjadi tegang.

Faktor lingkungan – Resiko cedera juga dapat bertambah dari lingkungan tempat seseorang bekerja. Salah saktu faktornya adalah akses untuk menghirup oksigen, tingkat temperatur yang bervariasi, radiasi, kekuatan struktural dari bangunan tempat bekerja, keberadaan objek yang tajam, bagian yang basah di tempat kerja, penggunaan material mudah terbakar, ketinggian tempat kerja, kelistirkannya, dan tingkat kebersihannya.

Kebijakan manajemen – Kebijakan pekerjaan juga dapat memberikan efek dalam cedera yang dapat dialami pekerja, dan meskipun kebijakan bukanlah penyebab, tetapi bisa menjadi faktor risiko. Kebijakan yang berpengaruh di antaranya:

  • Mempekerjakan pekerja yang belum berpengalaman.
  • Kurangnya orientasi dan pelatihan yang diperlukan bagi pekerja, seperti bagaimana cara mengoperasikan permesinan yang baru dengan aman.
  • Tidak adanya sistem kontrol untuk memastikan lingkungan tempat kerja menjadi kondusif untuk kesehatan dan keamanan pekerja (contohnya, tempat yang terlalu banyak cahaya terang dapat meningkatkan kelelahan mata karena cahaya yang menyilaukan.
  • Program preventif yang lemah.
  • Program pekerja yang tidak sesuai standar atau tidak mengikuti arahan dari OSHA.
  • Metode pembuangan limbah yang buruk (terutama untuk limbah yang berbahaya).

Beberapa faktor risiko lainnya adalah :

Usia – Menurut penelitian NHI, cedera okupasional lebih umum ditemukan pada pekerja yang di golongan usia 19-24 tahun.

Jenis kelamin – Laki-laki lebih rentan mengalami cedera okupasional, terutama yang menyebabkan kematian, dibandingkan wanita.

Jenis Industri – Data temuan BLS mengungkapkan bahwa industri transportasi dan pergudangan, agrikultur dan perikanan, pemerintahan, dan layanan profesional memiliki jumlah kasus kecelakaan kerja fatal yang paling tinggi, meskipun nilainya (jika dibandingkan dengan populasi pekerja secara keseluruhan), jenis industri yang menduduki peringkat lima teratas adalah industri agrikultur dan perikanan, pertambangan, transportasi, konstruksi, dan perdagangan grosir.

Gejala Utama

  • Rasa sakit pada persendian
  • Adanya patah tulang
  • Pergerakan yang terbatas
  • Kehilangan kemampuan untuk mendengar
  • Reaksi alergi atau asma
  • Cedera punggung, terutama di bagian punggung bawah (lumbar)
  • Penyakit jantung ischemich
  • Disorientasi
  • Pandangan yang kabur

Gejala yang dialami pada cedera okupasional dapat bervariasi (dan beberapa pekerja bahkan langsung mati seketika). Kemudian, cedera yang dialami disebut sebagai bahaya atau resiko okupasional, pekerja harus langsung mengetahui gejala yang diakibatkan oleh cedera saat bekerja. Misalnya, kehilangan kemampuan untuk mendengar seharusnya terjadi karena berisiknya suara yang ada di tempat kerja atau jika pekerja mengalami disorientasi disebabkan oleh cedera trauma tumpul pada kepala setelah kejatuhan benda berat dari tempat yang tinggi.

Siapa yang Perlu Ditemui dan Jenis Perawatan yang Tersedia

Berbagai ahli kesehatan dapat memberikan pelayanan medis yang diperlukan dan juga perawatan untuk pasien yang mengalami cedera okupasional . [Dokter umum] (/id/info/specialty/dokter-umum) dapat memberikan diagnosis beberapa kondisi yang umum seperti asma atau kesulitan bernapas. Sementara itu, dokter spesialis di bidang ortopedi, otolaringologi, dan THT (telinga, hidung, tenggorokan) mungkin diperlukan jika pasien diberikan referensi. Dalam beberapa kasus, dokter bedah juga dapat ditemui untuk diagnosis dan perawatan. Terlepas dari dokter yang menangani, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memiliki pengetahuan yang cukup dalam memberikan diagnosis dan perawatan cedera dan penyakit yang dipengaruhi tempat kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

Perawatan untuk cedera okupasional sangat dipengaruhi oleh kondisi aktual pasien, tingkat keparahan cederanya, sebarapa banyak pasien terpapar oleh penyebabnya, dan rekam medis serta riwayat penyakit keluarga pasien. Misalnya, segala jenis patah tulang akan membutuhkan pembedahan, sedangkan MSDs dapat ditangani dengan terapi okupasional dan terapi fisik.

Dorongan dari industri pubilk dan swasta, juga dari pemerintah, adalah pencegah dari terjadinya cedera okupasional. OSHA terus memperbarui pedomannya dan melakukan audit atau pemeriksaan berbagai bisnis di Amerika Serikat. OSHA juga membantu perusahaan dalam membentuk program bagi para karyawan yang sesuai dengan pedoman dan standar dari OSHA.

Beberapa elemen dasar yang diberikan oleh OSHA adalah :

  • Partisipasi aktif dari para pekerja untuk masalah kesehatan dan kemanan mereka sendiri
  • Kepemimpinan manajemen
  • Identifikasi dan penilaian resiko
  • Pelatihan dan Pendidikan yang diperlukan
  • Evaluasi teratur dan peningkatan dari program

Cara Praktis Bekerja Pada Ketinggian

Cara Praktis Bekerja Pada Ketinggian
Coba bayangkan jika Anda jatuh dari ketinggian, pasti sakit bukan? Bahkan dapat menyebabkan luka serius hingga kematian. Bekerja di ketinggian memiliki resiko tinggi yang dapat menimbulkan terjadinya bahaya disekitar anda. Oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri sangatlah penting untuk keselamatan diri.
Tetapi sampai saat ini, ternyata masih banyak pekerja yang kurang memperhatikan keselamatan diri saat bekerja diketinggian. Padahal sudah jelas jika menggunakan alat pelindung diri bisa mengurangi resiko bahaya benda yang menimpa diri anda.
Kelalaian seorang pekerja dapat menimbulkan kecelakaan baik bagi dirinya, orang lain ataupun rusaknya peralatan kerja di lokasi. Untuk meminimalkan kecelakaan saat bekerja di ketinggian, anda harus memperhatikan hal-hal penting ketika akan memulai bekerja di ketinggian, yaitu :
  1. Pastikan Anda sudah memiliki Surat Ijin Kerja untuk bekerja di ketinggian
  2. Pelajari dan pahami sistem perlindungan jatuh dengan menggunakan alat pelindung diri yang tepat
  3. Amankan lokasi untuk bekerja diketinggian
  4. Gunakan Alat Pelindung Diri (diantaranya full body harness, lanyard, dan atau lifeline) dengan benar
  5. Sebelum Anda memulai pekerjaan di ketinggian, pastikan full body harness yang digunakan dalam kondisi baik
  6. Kaitkan pengait lebih tinggi dari pinggang Anda untuk mengurangi besarnya hentakan saat terjatuh
  7. Gunakan tangga / scafolding yang standar untuk menuju tempat kerja yang tinggi
  8. Saat menggunakan tangga, perhatikan sudut kemiringan dan posisi tangga harus stabil
  9. Apabila Anda menggunakan scafolding, pastikan sambungan-sambungan pipa scafolding sudah diikat maksimum dimasing-masing ujungnya
  10. Setelah scafolding terpasang, mintalah petugas untuk memeriksa dan memasang safety sign / tanda aman
  11. Setelah pekerjaan selesai, bersihkan lokasi seperti kondisi semula
  12. Jangan lupa menutup Surat Ijin Kerja Anda

Jagalah selalu keselamatan diri Anda demi kebahagiaan dan masa depan keluarga tercinta.

Nah, Sobat Safety. Apa Anda memiliki cara selain yang tersebut di atas untuk meminimalkan kecelakaan kerja di ketinggian?

Pengenalan Tentang Machine Safety Pada Industri

Pengenalan Tentang Machine Safety Pada Industri

Penggunaan Mesin ( Machine ) saat ini memang tidak bisa terelakkan dari seluruh Industri pekerjaan, mulai dari Food & Beverage, Manufacturing, Finance, Technology, dan berbagai macam Industri lainnya yang ada sampai saat ini.

Dikarenakan Mesin yang digunakan biasanya berukuran cukup besar, dan cukup berbahaya untuk di gunakan oleh orang yang tidak berpengalaman, maka kali ini Admin akan membahas tentang Machine Safety pada Industri kebanyakan.

Apa Itu Machine Safety ? 

Machine Safety merupakan pembahasan ilmu tentang keamanan dalam menggunakan mesin, yang kita pelajari dari Machine Safety adalah apa yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan ketika pekerja mengoperasikan sebuah mesin.

Mengapa Machine Safety Penting ?

Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja. Tidak jarang bahwa kita bisa mengalami kecelakaan disaat kita sedang bekerja.

Dibawah ini adalah beberapa contoh case kecelakaan yang terjadi pada industri yang menggunakan mesin pada proses produksi mereka, yuk simak :

  • Orang dapat dipukul dan terluka oleh bagian mesin yang bergerak atau bahan yang dikeluarkan.Bagian tubuh juga dapat ditarik atau terperangkap di antara rol, ikat pinggang dan penggerak katrol
  • Tepi tajam dapat menyebabkan luka dan cedera pemutusan, bagian yang runcing tajam dapat menyebabkan menusuk atau menusuk kulit, dan bagian permukaan yang kasar dapat menyebabkan gesekan atau abrasi
  • Orang dapat dihancurkan, baik di antara bagian yang bergerak bersama atau menuju bagian tetap mesin, dinding atau benda lain, dan dua bagian bergerak melewati satu sama lain dapat menyebabkan geser
  • Bagian dari mesin, bahan dan emisi (seperti uap atau air) bisa panas atau cukup dingin untuk menyebabkan luka bakar atau melepuh dan listrik dapat menyebabkan sengatan listrik dan luka bakar
  • Cedera juga dapat terjadi karena mesin menjadi tidak dapat diandalkan dan mengembangkan kesalahan atau ketika mesin digunakan secara tidak benar melalui pengalaman atau kurangnya pelatihan.

Do & Don’t Machine Safety

Do

  • periksa mesin terpelihara dengan baik dan sesuai untuk digunakan, yaitu sesuai untuk pekerjaan dan berfungsi dengan baik dan bahwa semua langkah-langkah keamanan ada di tempat – penjaga, isolator, mekanisme penguncian, sakelar mati darurat dll
  • menggunakan mesin dengan benar dan sesuai dengan instruksi pabrikan
  • pastikan Anda mengenakan pakaian pelindung dan peralatan yang sesuai yang diperlukan untuk mesin itu, seperti kacamata keselamatan, pelindung pendengaran dan sepatu keselamatan

Don’t

  • gunakan mesin atau alat yang memiliki tanda bahaya atau tag yang melekat padanya.Tanda-tanda bahaya hanya boleh dihilangkan oleh orang yang berwenang yang puas bahwa mesin atau proses sekarang aman
  • memakai rantai menggantung, pakaian longgar, cincin atau rambut panjang longgar yang bisa terjebak dalam bagian yang bergerak mengalihkan perhatian orang-orang yang menggunakan mesin
  • menghapus perlindungan apapun, bahkan jika kehadiran mereka tampaknya membuat pekerjaan lebih sulit.

Nah, sudah paham bukan tentang Machine Safety, dan juga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan mesin tersebut ? semoga kita semua selalu dalam kondisi baik saat melakukan pekerjaan.

Salam Safety

Perlukah Melakukan Safety Induction Di Tempat Kerja

Perlukah Melakukan Safety Induction Di Tempat Kerja

Pernahkah kalian pertama kali berkunjung ke sebuah perusahaan yang berkantor di gedung pencakar langit, sering kali yang pertama kali dihadapi adalah tentang pengenalan safety induction pada Perusahaan tersebut.

Seseorang biasanya akan mulai melakukan pembicaraan “kita sekarang berada di lantai (No). Untuk hari ini tidak ada drilling, jadi jika misalnya alarm berbunyi untuk anda jangan panik dan segera keluar ruangan melalui pintu samping sebelah kiri / kanan. Turunlah menggunakan tangga darurat karena lift akan dimatikan. Di bawah nanti kita harus berkumpul di sebelah lapangan parkir sebelah kiri…. dan seterusnya dan seterusnya”.Tidak hanya bicara, dia juga biasanya disertai dengan sebuah gambar denah sederhana yang mudah dipahami.

Hal ini terlihat sepele dan boleh jadi ada yang menganggapnya lebay. Namun akan sangat berarti jika ketika kita bertamu ke tempat yang baru kemudian terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti gempa bumi atau kebakaran. Sebagai orang yang asing di tempat tersebut tentu kita akan bingung harus lari atau berlindung dimana.

Pada situasi seperti itu, mungkin saja tidak ada tempat bertanya karena setiap orang akan menyelamatkan diri masing-masing dan tak peduli orang lain. Dengan adanya induksi safety, kita sudah tahu kemana harus melangkah ketika situasi berbahaya itu terjadi.

Safety Induction adalah pengenalan dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan baru atau visitor (tamu) dan dilakukan oleh karyawan dengan jabatan setingkat supervisory (dari divisi OSHE / Safety) dan bisa juga bisa dilakukan oleh yang paham tentang K3 dengan level jabatan minimum seperti tersebut diatas (minimal Foreman, dan supervisor up).

Di perusahaan-perusahaan besar multinasional, hal ini tidak saja dilakukan gedung pencakar langit, tetapi di semua tempat, termasuk di lapangan yang memiliki potensi bahaya, safety induction ini diterapkan. Di beberapa perusahaan bahkan selain menerangkan kalua ada bahaya harus bagaimana, tetapi juga menjelaskan potensi-potensi bahaya kecil yang mungkin terjadi dan perilaku selamat seperti apa yang harus dilakukan.

Misalnya di sebuah instalasi pengolahan air limbah yang terdiri dari kolam-kolam, mereka akan mengatakan “di area ini, ada potensi serangan binatang berbisa yang berasal dari semak-semak, tindakan selamatnya adalah kalau memasuki area tersebut anda harus menggunakan pelindung diri yaitu sepatu karet dan pakaian yang cukup tebal”.

Kita sering abai dengan hal-hal kecil itu. Beberapa perusaan tidak menyediakan alat-alat pelindung diri bagi pegawainya meski ada potensi bahaya ada saat bekerja. Tentu kita tak lupa dengan meledaknya pabrik petasan di Banten beberapa waktu yang lalu yang menyisakan pilu yang mendalam. Hanya karena pertimbangan biaya atau penghematan, keselamatan diabaikan. Satu kecelakaan sudah lebih dari cukup.

Kenapa Banyak Karyawan Resign Dari Perusahaan ?

Kenapa Banyak Karyawan Resign Dari Perusahaan ?

Pegawai memutuskan untuk keluar dari perusahaan atau resign tentu karena berbagai macam alasan. Baik karena mereka harus mengikuti pasangan ke luar kota, hingga berbagai macam alasan internal di perusahaan.

Kehilangan karyawan terbaik telah menjadi hal yang tak hanya harus dibayar mahal menggunakan uang, tetapi juga dengan waktu dan tenaga. Karena itulah, sebuah manajemen SDM yang ideal sepatutnya bisa memperhatikan kesejahteraan karyawan yang telah bergabung lebih dahulu.

Agar kalian lebih mengetahui penyebab Karyawan Resign dari Perusahaan mereka :

1. Tidak Adanya Kejelasan Jenjang Karir

How Employees Can Drive Their Own Career Growth

Banyak karyawan yang merasa cenderung terjebak dalam pekerjaan yang menjemukan selama bertahun-tahun.

Melakukan rutinitas yang sama berulang kali tanpa merasakan perubahan karir yang berarti.

Hal ini menyebabkan karyawan dengan potensi terbaik merasa jenuh, dan perlahan mulai mempertimbangkan pilihan lain.

Memberikan kesempatan karyawan untuk menyumbang ide baru setelah kebebasan berkreasi akan menghindarkan dari situasi ini, sehingga karyawan bisa berimprovisasi terhadap pekerjaan dan berkreasi menghasilkan sesuatu yang di luar ekspektasi perusahaan.

2. Overtime Berlebihan

overtime Memes & GIFs - Imgflip

Kerja dengan waktu melebihi jam kerja normal atau overtime menjadi salah satu penyebab terbesar dari keputusan resign karyawan.

Kondisi overtime memang hal yang saat ini sering terjadi, mengingat era semakin kompetitif, baik di lingkup perusahaan besar maupun perusahaan startup.

Padahal rasa lelah, dan stress tinggi merupakan alasan yang perlu diketahui para petinggi perusahaan, apalagi di saat mereka memberlakukannya dalam situasi yang cukup genting.

3. Tidak Di Apresiasi

Underappreciated at work Memes

Karyawan yang memiliki potensi tinggi bagi perusahaan namun tidak dihargai tentu akan berpikir untuk mencari pilihan lain.

Hal ini normal mengingat setiap manusia memang ingin dihargai atas apa yang telah ia kerjakan.

Apalagi jika mereka telah mengeluarkan seluruh kemampuan dan karya terbaiknya. Dengan mendapatkan penghargaan, selain dapat membuat karyawan merasa dihargai, hal ini juga dapat memotivasi.

4. Suasana Kerja Buruk

Turning Around a Bad Work Environment | EAPASA

Penyebab lain karyawan resign adalah suasana kerja yang tidak nyaman lagi, atau tidak menyenangkan.

Setiap karyawan memang membutuhkan lingkungkan kerja yang nyaman agar produktif saat bekerja di sebuah perusahaan.

Jika mereka merasa perusahaan tempat bekerja sudah mulai terasa tidak nyaman, maka bisa jadi mereka akan tidak betah dan akan memutuskan untuk resign.

Meskipun karyawan tersebut sudah mendapatkan gaji yang besar, atau jabatan yang tinggi di perusahaan, tetapi seringkali suasana kerja menjadi hal yang penting.

5. Tidak Sejalan Dengan Visi & Misi Perusahaan

7 Types of Employees That Will Get Fired [Infographic]

Salah satu kemampuan karyawan terbaik adalah menganalisa, merasakan, dan menilai situasi perusahaan secara langsung dari dalam.

Dari pandangan itulah, mereka menilai apakah sebuah perusahaan mampu mencapai visi dan misi yang ditentukan.

Jika kondisi perusahaan mulai memperlihatkan pertanda buruk, misalnya ketidakjelasan arah perusahaan dengan tidak jelasnya arah kebijakan, kesehatan finansial perusahaan, dan lainnya, maka karyawan juga akan mulai memutuskan resign.

6. Competitive Culture

4 Ways to Improve Your Office's Work Environment - JURNAL POLRI

Culture yang positif di suatu perusahaan bisa menciptakan pengalaman kerja atraktif untuk dijalani para karyawan.

Sebaliknya, jika kultur kerja cenderung kompetitif, misalnya mementingkan pencapaian individual, kurang bersahabat atau apatis, maka nuansa kerja tidak akan disenangi lagi.

7. Bad Communication

How To Increase Productivity In The Workplace: 7 Necessary Steps

Salah satu alasan lain kenapa karyawan terbaik resign adalah karena perusahaan memiliki kultur komunikasi yang buruk dalam manajemennya.

Pasalnya komunikasi yang buruk ini bisa menjadi masalah dalam pekerjaan. Pemberian delegasi yang tidak jelas dari pemimpin akan membuat alur kerja yang tidak jelas juga.

Hal ini terjadi, karena sering kali seorang karyawan tidak diberitahu apa yang harus mereka lakukan, sehingga mereka tidak melakukan itu. Sementara atasan menilai jika karyawan tersebut tidak memiliki inisiatif dalam bekerja.

Padahal tempat kerja yang baik adalah tempat yang mendukung tranparansi antar karyawan dan pemberi kerja. Sehingga tercipta komunikasi yang terbuka.

8. No Trust

A bad work environment could lead to poor health | CNN

Karyawan akan memilih mundur dari pekerjaan saat ia merasa terlalu dikontrol dan tidak diberikan kepercayaan dalam bekerja.

Umumnya hal ini terjadi karena pemimpin yang  kerap menerapkan micromanagement dalam setiap pekerjaan karyawannya.

Micromanagement adalah sebuah gaya manajemen dimana atasan melakukan kontrol berlebihan terhadap hal-hal kecil yang dilakukan oleh karyawannya.

Bila ini terus terjadi di perusahaanmu, maka ini akan menjadi dampak karyawan terbaik resign dari kantor.

Hal ini disebabkan karena mereka tidak merasa diberi kebebasan untuk berkreasi sendiri.

Nah, itulah beberapa penyebab karyawan resign dari perusahaan. Bagi kamu yang bekerja dalam bidang SDM, maupun sedang merintis perusahaan startup, maka hal-hal tersebut harus dihindari.

Cobalah untuk menyikapi sedemikian rupa agar karyawan terbaik tetap nyaman di perusahaan.

Agar pengetahuanmu dalam menghadapi karyawan semakin meningkat, cobalah untuk bergabung dengan komunitas HRD. Dengan begini, kamu dapat saling bertukar informasi mengenai hal ini.

Mengenal Tentang Profesi Welder & Pengertiannya

Mengenal Tentang Profesi Welder & Pengertiannya

Apa Itu Welder ?

Welder adalah sebuah pekerjaan yang mempunyai keahlian khusus dalam hal pengelasan atau welding maupun menyambung benda yang terbuat dari aluminium, baja, besi maupun jenis logam lainnya.

Pada bidang industri, welder lebih dikenal sebagai juru las atau tukang las yang harus mempunyai keahlian khusus guna melakukan profesinya tersebut.

Bahkan juru las perlu mempunyai sertifikat yang berstandar baik itu AWS maupun ASME. Dengan adanya sertifikat tersebut, maka seorang welder bisa mendapatkan penghasilan yang banyak.

Dengan demikian, maka profesi ini tidak boleh dianggap sepele. Walaupun terkesan mudah, akan tetapi perlu keahlian khusus untuk melakukan pekerjaan ini.

Kualifikasi Seorang Welder

Welder adalah profesi yang tidak boleh diremehkan begitu saja. Untuk menjadi seorang welder, maka dibutuhkan kemampuan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

Dengan demikian, maka welder bisa mendapatkan umpan balik yang menguntungkan dari pekerjaannya tersebut. Beberapa kualifikasi welder diantaranya:

1. Kualifikasi Yang Dilihat Berdasarkan Kelas

Jika dilihat berdasarkan kelas yang diberikan oleh Kemenaker R1, maka kualifikasi seorang welder dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu:

Welder Kelas 1

Jenis welder ini memiliki kemampuan guna melakukan pengelasan terhadap sambungan yang mengalami suatu tekanan tertentu. Ini adalah tingkatan yang paling tinggi dari kualifikasi kelas welder.

Welder Kelas 2

Welder kelas 2 merupakan kelas welder yang diizinkan untuk melakukan pengelasan pada bagian tangan, penyangga, isolasi atau bagian dari dapur pengapian suatu ketel uap.

Welder Kelas 3

Terakhir adalah welder kelas 3 yang merupakan kelas terendah dari dua welder sebelumnya. Pekerjaan welder kelas 3 hanya boleh melakukan pengelasan pada bagian yang tidak memperoleh tekanan saja.

2. Kualifikasi Yang Dilihat Berdasarkan Jenis Objek

Selain bisa dilihat berdasarkan kelasnya, welder juga dapat dilihat berdasarkan kualifikasi jenis objeknya. Beberapa kategori dari kualifikasi jenis objek welder tersebut diantaranya:

Welder Pipe

Kategori ini adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pengelasan terhadap sambungan pipa dengan tinggi tingkatan kesulitan yang sangat luar biasa dibandingkan pengelasan pelat.

Welder pipe umum digolongkan ke dalam dua kategori yaitu ukuran diameter pipa yang telah disambung serta posisi pengelasan. Level tertinggi dari pengerjaan welder ini adalah 6G.

Welder Plate

Welder plate merupakan jenis welder yang hanya diperbolehkan untuk mengerjakan pengelasan terhadap sambungan plat. Namun, pada posisi ini sebetulnya juga bisa dibagi lagi ke beberapa kategori.

Kategori tersebut berdasarkan posisi plat yang disambung serta tingkat ketebalannya. Kelas tertinggi dari welder ini adalah kemampuan untuk mengerjakan pengelasan 1G, 2G, 3G serta 4G secara baik.

Sertifikasi Welder

Untuk bisa mendapatkan penghasilan yang maksimal dari profesi welder, maka dibutuhkan sertifikat terlebih dahulu. Sertifikasi yang dikeluarkan untuk profesi ini diberikan oleh LSP dan BNSP.

Setidaknya ada dua jenis sertifikat welder yang mesti dipahami yaitu sertifikasi berdasarkan mesin las yang dipakai serta posisi pengelasan.

Perlu diketahui bahwa menjadi seorang welder berbeda dengan welder operator. Walaupun terlihat sama akan tetapi keduanya jelas berbeda. Welder lebih mengarah kepada pengelasan secara manual.

1. Program Sertifikasi Welder

Untuk mendapatkan sertifikat welder, maka perlu mencermati terlebih dahulu program yang ditawarkan. Beberapa pengelompokannya diantaranya:

Welder Kelas 1

  • Plate: 1G, 2G, 3G dan 4G.
  • Pipe: 1G, 2G, 5G dan 6G.

Welder Kelas 2

  • Plate: 1G, 2G, 3G dan 4G.
  • Pipe: 1G, 2G dan 5G.
  • Welder Kelas 3
  • Plate: 1G dan 2G.
  • Pipe: 1G dan 2G.

2. Tempat Pelatihan Serta Sertifikasi Welder

Untuk urusan tempat pelatihan serta pengadaan sertifikasi welder berlaku secara internasional maupun nasional dan dikeluarkan oleh sejumlah lembaga resmi seperti:

  • BNSP.
  • Migas.
  • Kemenaker.
  • IIW.

Gaji Seorang Welder

Bicara tentang pekerjaan tentu tidak akan terlepas dari gaji. Seperti halnya ketika membicarakan welder. Welder adalah pekerjaan yang memungkinkan siapapun bisa mendapatkan gaji berlimpah.

1. Skala Nasional

Gaji seorang welder dengan skala nasional bisa dimulai dari Rp.3.500.000,00 hingga Rp.10.000.000,00. Hal ini bergantung dengan jumlah lembur yang dilakukan. Gaji juga bisa berbeda tergantung daerah.

2. Skala Luar Negeri

Untuk skala luar negeri, gaji profesi seorang welder mampu berkisar antara Rp.25.000.000,00 sampai Rp.30.000.000,00. Cukup besar, bukan?

3. Kualifikasi Khusus

Untuk welder dengan kualifikasi khusus seperti keahlian pengelasan bawah laut, jembatan, konstruksi pipa air dan gas serta lainnya berkisar mulai dari Rp.2.200.000,00/jam. Bagaimana jika dibayangkan?

Tips Menjadi Welder Profesional

Tertarik untuk menjadi seorang welder? Setidaknya setiap orang yang ingin menjalani profesi ini perlu menerapkan beberapa tipsnya terlebih dahulu. Misalnya:

  1. Perlu memahami serta mengerti tugas seorang welder dengan sangat baik. Bahkan pekerjaan ini juga membutuhkan fisik yang fit serta mental tangguh.
  2. Mau mengikuti berbagai macam pelatihan welder baik lewat perguruan tinggi, pemerintah maupun tempat kursus tertentu.
  3. Mau belajar mulai fase mudah sampai sulit sekalipun.
  4. Mau mengikuti training yang diberikan untuk mendapatkan sertifikat.
  5. Sering berkomunikasi dengan para welder lainnya. Khususnya yang sudah berpengalaman untuk menambah ilmu.

Welder adalah profesi yang bukan hanya saja terdengar anti mainstream, akan tetapi juga mampu memberikan penghasilan lumayan. Cocok sekali bagi orang yang ingin menjalani profesi menantang.

Pengenalan Audit External SMK3

Pengenalan Audit External SMK3

Audit eksternal SMK3 adalah kegiatan audit SMK3 yang diselenggarakan oleh lembaga audit dalam rangka untuk melakukan penilaian penerapan SMK3 di perusahaan. Sedangkan dalam pelaksanaannya, audit eksternal akan dilakukan oleh auditor SMK3 yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

Lembaga Audit SMK3

Lembaga audit adalah badan hukum yang ditunjuk oleh Menteri untuk melaksanakan audit eksternal SMK3. Selanjutnya lembaga audit SMK3 yang mendapatkan keputusan penunjukan oleh Menteri mempunyai kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi.

Kewajiban

  • Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang K3
  • Melaksanakan audit SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • Menjaga kerahasiaan perusahaan yang diaudit
  • Melaporkan hasil audit SMK3 kepada Menteri, perusahaan yang diaudit dan Dinas Provinsi.

Larangan

  • Melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang SMK3
  • Melakukan jasa pabrikasi, pemeliharaan, reparasi, dan instalasi teknik K3
  • Melakukan pemeriksaan dan pengujian K3
  • Melakukan jasa pembinaan K3.

Auditor SMK3 adalah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dan independen untuk melaksanakan audit SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Auditor SMK3 dibagi menjadi dua, yakni:

  • Auditor eksternal junior SMK3
  • Auditor eksternal senior SMK3

Baik auditor eksternal junior maupun senior, keduanya ditetapkan berdasarkan permohonan tertulis dari pengurus atau pimpinan lembaga audit SMK3 kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan persyaratan yang sudah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewajiban Auditor SMK3. Auditor SMK3 mempunyai kewajiban:

  • Melaksanakan audit SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • Merahasiakan hasil audit SMK3 kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan
  • Mematuhi peraturan K3 di perusahaan.

Kewenangan Auditor SMK3. Auditor SMK3 mempunyai kewenangan:

  • Memasuki semua tempat kerja yang terkait dengan audit SMK3
  • Memberikan penilaian hasil audit SMK3
  • Meminta perusahaan memberikan keterangan, menunjukkan dokumen, dan menyediakan petugas pendamping dalam pelaksanaan audit SMK3
  • Menghentikan pelaksanaan audit SMK3 apabila belum ada sistem yang dibangun dan/atau keadaan yang membahayakan auditor SMK3

Mengenal Bahaya Terjepit & Penyebabnya

Mengenal Bahaya Terjepit & Penyebabnya

Terjepit merupakan bahaya yang termasuk dalam kategori risiko tinggi, yang dapat menimpa pekerja ketika melakukan aktivitas yang berhubungan dengan mesin bergerak atau berputar dan peralatan mekanik. Dalam operasinya, mesin atau peralatan mekanik dapat menimbulkan risiko cedera serius pada jari, tangan, atau bagian tubuh lainnya.

Pekerja yang melakukan pemeriksaan mesin dalam kondisi mesin masih hidup tanpa pelindung, membersihkan, melumasi, dan menyetel mesin, di sini bahaya terjepit mungkin terjadi. Jari, tangan, atau bagian tubuh pekerja yang kontak langsung atau berdekatan dengan mesin bisa terperangkap pada titik jepit (pinch point) atau masuk ke dalam bagian mesin yang bergerak atau berputar.

Titik jepit adalah titik atau ruang di mana bagian tubuh seseorang dapat terperangkap di antara bagian-bagian mesin yang bergerak, atau antara mesin stasioner dan mesin bergerak, atau antara material dan bagian mana pun dari mesin yang bergerak atau berputar.

Titik jepit ini bisa sangat membahayakan dan biasanya terdapat pada sejumlah mesin atau peralatan, seperti mesin power pressconveyor, mesin untuk pembentukan logam, mesin perakitan, peralatan transmisi tenaga listrik, dan mesin bergerak atau berputar lainnya. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) memperingatkan bahwa jika seorang pekerja terperangkap di titik jepit, maka ia bisa mengalami cedera fatal, bagian tubuhnya bisa hancur atau terpotong.

Dilansir kumparan.com, beberapa bulan lalu tepatnya pada 12 April 2018, seorang pekerja tewas setelah terjepit mesin pres kardus di Jalan Tarian Raya Timur, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menurut keterangan saksi, pekerja tersebut masuk ke dalam mesin dan ikut terjepit saat mengambil barang yang tertinggal di dalam mesin pres. Mesin yang masih dalam keadaan menyala, lalu menjepit tubuh korban yang masih terjebak di dalam. Sampai akhirnya korban meninggal dunia.

 

Mengenal Tentang Confined Space & Bahayanya

Mengenal Tentang Confined Space & Bahayanya

Apa Itu Confined Space ?

Confined Space merupakan ruang tertutup atau sebagian tertutup yang bertekanan atmosfir dan tidak di maksudkan sebagai ruang kerja, serta suatu saat mungkin memiliki atmosfir yang mengandung tingkat pencemaran berbahaya, memiliki kekurangan atau atau kelebihan oksigen, menyebabkan penghisapan dan memiliki cara terbatas untuk masuk dan keluar. Contohnya seperti di atas tadi, di antaranya tanki, sumur, boiler dst.

Jenis – Jenis Confined Space

  1. Tangki / bejana
  2. Pipa / ducting
  3. Sewer
  4. Hopper
  5. Bunker
  6. Lubang dengan kedalaman min. 1.5 m.

Klasifikasi Confined Space

1. Confined Space dengan ijin masuk

Katagori confined space dengan ijin masuk adalah apabila terdapat 1 atau lebih potensi bahaya sbb:

  • Mengandung gas atmosfir yang berbahaya
  • Mengandung material yang berpotensi memerangkap pekerja di dalamnya.
  • Mengandung konfigurasi / dtruktur yang sedimikian rupa sehingga pekerja dapat terperangkap
  • Mengandung bahaya lainnya (listrik, panas, dll)

2. Confined Space tanpa ijin masuk

  • Tidak mengandung potensi bahaya diatas

Bekerja di ruang terbatas memiliki resiko terhadap pekerja di dalamnya, sehingga diperlukan prosedur kerja / regulasi untuk menjamin keselamatan pekerja didalamnya ataupun aset perusahaan.

Potensi Bahaya Bekerja Di Confined Space

  1. Kekurangan / Kelebihan oksigen

    Kadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5 ~23.5 %
    Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi atau perpindahan oksigen selama :
    – proses pembakaran zat yang mudah terbakar
    – proses bakterial (proses fermentasi)
    – reaksi kimiaKelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan, hal-hal yang perlu dihindari :
    – jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi
    – jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang terbatas
  2. Bahan mudah terbakar dan meledak

    Faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan :
    – oksigen
    – gas / uap / deu yang mudah terbakar
    – sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan proses penggerindaan)
  3. Bahan Beracun

    Berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dll.
  4. Perangkap

    Harus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terpeangkap bahaya tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulu
  5. Struktur dan konfigurasi ruang

    Beberapa ruang confined space mempunyai konfigurasi ruang yang menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh, permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang tidak memadai.
  6. Sumber-bahaya lain

    Beberapa bahaya lain yang bersumber dari :
    – bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum dimatikan
    – bahaya terengat listrik karena penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai

Prosedur Memasuki Confines Space

Memasuki ruang terbatas harus memenuhi prosedur di bawah ini :

  1. Safety atau toolbox meeting harus dilakukan agar dapat mendiskusikan
    semua aspek pengukuran keselamatan
  2. Permit harus sudah ada agar ruangan terbatas dapat dimasuki
  3. Identifikasi bahayanya dan nilai resikonya
  4. Untuk dapat mengidentifikasi bahaya di dalam ruang tersebut dan menilai resikonya,
    informasi di bawah ini harus ada :• Isi terakhir dari ruangan tersebut harus diidentifikasi dan isi di ruang yang berbatasan
    dengannya
    • Untuk pembawa gas; lembaran data dari kargo terakhir harus ada
    • Untuk tangki kimia; lembaran data untuk tiga kargo sebelumnya harus ada
    • Ini adalah tanggung jawab pemilik untuk menyediakan data ini.
  5. Evaluasi ventilasi ruangan
    • Cek apakah Confined Space (Ruang Terbatas) telah kosong, dibersihkan dan berventilasi
    • Owner harus memastikan hal ini dilakukan dan terdokumentasikan
  6. Evaluasi kebutuhan pemisahan ruangan
  7. Pastikan bahwa tim rescue/tim standby berada di tempat
  8. Cek dan evaluasi pengukuran gas yang dilakukan. Minimalnya, pengukuran kadar oksigen
    harus dilakukan sebelum memasuki ruangan tertutup. Sebagai tambahan, beberapa
    pengukuran control harus dilakukan tergantung tangki jenis apa yang di survey.
  9. Evaluasi kebutuhan pencegahan terhadap temperature ekstrim
  10. Evaluasi pengaturan pencahayaan
    af
  11. Evaluasi jika dibutuhkan pakaian atau peralatan khusus

Checklist dari poin-poin di atas direkomendasikan untuk digunakan sebagai evaluasi apakah ruangan tersebut aman untuk dimasuki.